Halo apa kabar pengunjung Catatan Callysta?
Latar belakang perlawanan Pangeran Diponegoro diawali dari
campur tangan Belanda dalam urusan politik kerajaan Yogyakarta. Wafatnya Hamengkubuwono
IV tahun 1822 menimbulkan perselisihan tentang siapa penggantinya. Saat itu,
putra mahkota baru berumur 3 tahun. Penderitaan rakyat semakin menjadi,
terutama kegagalan panen pada 1820-an. Di samping itu, rakyat sudah jenuh
dengan perlakuan Belanda yang tidak pernah menghormati hak-hak rakyat.
Belanda membangun jalan baru pada Mei 1825, dengan memasang
patok-patok pada tanah leluhur Diponegoro. Terjadi perselisihan saat pengikut
Diponegoro Patih Danureja IV mencabuti patok-patok tersebut. Belanda segera mengutus serdadu untuk menangkap
Pangeran Diponegoro. Pada 20 Juli, Tegalrejo direbut dan dibakar Belanda. Diponegoro
berhasil meloloskan diri dan segera mengumandangkan Perang Jawa (1825-1830).
Pemberontakan tersebut menjalar di Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Namun, pusat perlawanan berada di kawasan Yogyakarta. Lima belas dari 29
pangeran bergabung mendukung Diponegoro. Belanda benar-benar terjepit.
Belanda
berusaha untuk membujuk pemberontak dengan memulangkan Hamengkubuwono II dari
pengasingannya di Ambon. Akan tetapi, langkah ini gagal. Kemudian, Belanda mencoba
untuk menerapkan siasat benteng-stelsel. Dengan sistem ini, Belanda mampu
memecah belah jumlah pasukan musuh.
Pada 1829, Kiai Maja ditangkap oleh
Belanda. Kemudian, disusul Pangeran Mangkubumi dan Panglima Sentot Ali Basyah
Prawiryodirjo. Setelah kekalahan ini, Sentot Ali Basyah terpaksa menjalankan
tugas membantu Belanda dalam menumpas Perang Padri di Sumatra Barat.
Pada Maret
1830, Diponegoro akhirnya mau mengadakan perundingan dengan Belanda di
Magelang, Jawa Tengah. Perundingan tersebut hanya sebagai jalan tipu muslihat.
Akhirnya Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian ke Makassar
hingga wafat tahun 1855. Dengan berakhirnya Perang Jawa (Diponegoro), tidak
lagi muncul perlawanan yang lebih berat di Jawa.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi Catatan Callysta. Semoga bermanfaat. Saya sangat berterima kasih sekali jika pembaca berkenan untuk share ke G+1 dan meninggalkan komentar demi kemajuan blog saya.