Halo apa kabar para
pengunjung Catatan Callysta?
Pada kesempatan yang
lalu saya telah menulis tentang lagu Terima Kasih Guruku (Lirik dan Video)
dalam rangka Hari Guru Nasional. Nah pada kesempatan kali ini saya akan menulis
tentang materi bahasa Indonesia. Tulisan saya kali ini adalah tentang dongeng binatang
yaitu Fabel : Cerita Semut dan Kepompong. Yuk kita simak bersama.
Cerita Semut dan Kepompong
Di sebuah hutan, hidup
berbagai binatang buas dan jinak. Ada kelinci, burung, kucing, capung,
kupu-kupu, dan lain-lain. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat
dahsyat. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan dirinya, kecuali si semut
yang berlindung di dalam tanah. Badai baru berhenti ketika pagi menjelang.
Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Ia pun berjalan melihat
sekelilingnya. Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang
tergeletak di dahan daun yang patah.
Semut bergumam,“Hmm,
alang-kah tidak enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa ke
mana-mana. Menjadi kepompong memang memalukan! Coba lihat aku, bisa pergi ke
mana saja yang aku mau,” ejek Semut pada Kepompong.
Semut terus mengulang
perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinya. Beberapa hari
kemudian, semut berjalan di jalan berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur
yang diinjaknya bisa menghisap dirinya semakin dalam.
“Aduh, sulit sekali
berjalan di tempat becek seperti ini,” keluh Semut. Semakin lama, Semut semakin
tenggelam dalam lumpur. “Tolong…tolong,” teriak Semut.
“Wah, sepertinya kamu
sedang kesulitan ya…?” Semut terheran mendengar suara itu. Ia memandang ke
sekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah
terbang mendekatinya
“Hai, Semut! Aku adalah
kepompong yang dahulu engkau ejek. Sekarang, aku sudah menjadi kupukupu. Aku
bisa pergi ke mana saja dengan sayapku. Lihat… sekarang kau tidak bisa berjalan
di lumpur itu kan?”
“Aku mohon maaf karena telah
mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?” kata Semut pada Kupu-kupu.
Kupu-kupu pun menolong Semut yang terjebak dalam lumpur. Tidak berapa lama,
Semut terbebas dari lumpur penghisap tersebut. Setelah terbebas, Semut
mengucapkan terima kasih kepada Kupu-kupu.
Kupu-kupu lalu berkata
“Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong yang sedang
kesusahan. Sebaiknya kamu jangan mengejek hewan lain. Setiap makhluk pasti
diberikan kelebihan dan kekurangan oleh Yang Maha Pencipta. Sejak saat itu,
Semut dan Kepompong menjadi sahabat karib.
Sumber : Majalah Bobo Juni 2006
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah mengunjungi Catatan Callysta. Semoga bermanfaat. Saya sangat berterima kasih sekali jika pembaca berkenan untuk share ke G+1 dan meninggalkan komentar demi kemajuan blog saya.